FEATURE: TENGGELAM DALAM KEINDAHAN PANTAI WAE MARAS

Foto: Pantai Wae Maras

 Setelah beberapa pekan berjibaku dengan upaya memutus mata rantai Covid-19 di Desa Bangka La’o, sekumpulan remaja yang tergabung dalam relawan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Pantai Wae Maras  pada Minggu, 7 Juni 2020. 

Kunjungan ini, sebagai upaya untuk mengobati kerinduan akan indahnya Pantai Wae Maras dan juga untuk menyelami lebih dalam tentang betapa eloknya pemandangan diwilayah satarmese Barat. Berangkat menggunakan kendaraaan roda dua pada pukul 09.00, disaat arus kendaraan sedang lengang, membuat kami dapat melaju dengan kecepatan tinggi.

Pantai Wae Maras terletak di Desa Cambir Leca, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai-Flores NTT. Pantai yang selau menawarkan pesona alam nan indah, berjarak sekitar 110 km dari arah selatan kota Ruteng.  

Setelah menempuh waktu perjalanan selama 3 jam melewati jalur Langke Majok-Todo-Narang dengan ditemani hujan dan kabut, akhirnya kami sampai di tempat parkiran kendaraan. Saat tiba, ombak Pantai Wae Maras cukup ekstrim. Hal ini lantaran air laut sedang naik dan membuat kami was-was untuk berfoto.

Sa’at itu, pantai cukup sepi hal ini membuat kami bebas berekspresi. Canda tawa dan senda gurau bersama kawan-kawan saat menikmati panorama pantai cukup menenggelamkan perasaan kami  untuk terus berlama-lama. 

Angin sepoi-sepoi dengan deburan ombak menghantam pikiran dan juga  mata yang terus dimanjakan oleh panorama pulau Mules. Pulau kecil yang berdiri koko ditengah laut Sawu , hingga  rasa lelah selama diperjalanan terbayar lunas.
Foto: Momen Kebersamaan Pengibaran Bendera  

Di Pantai Wae Maras kami melakukan berbagai aktivitas seperti: membuat lukisan di atas pasir, membuat video, dan berfoto-foto hingga mencicipi hidangan makan siang yang telah kami siap dari rumah.  

Setelah beberapa waktu kemudian, air laut mulai surut dan pasir putih terlihat gagah seolah mengajak kami untuk berlari atau sekadar jalan-jalan di atasnya. Nuansa romantic dengan pemandangan yang alami ditemani deretan  pohon kelapa yang menjulang tinggi cukup memanjakan mata.

Setelah puas bermain dan beristirahat menikmati panorama pantai, akhirnya kami memutuskan untuk kembali pulang ke- Ngkor.  Sa’at pulang kami melewati jalur yang berbeda dengan saat kami pergi: jalur Narang-Tal-Golo Lusang-Ruteng, sebuah perjalanan yang cukup melelahkan, menyusuri hutan ditemani kabut pekat seolah sedang memompa adrenalin kami.

Sampai di Golo Lusang, kami menyempatkan diri untuk berfoto di tempat bekas kandang sapi. Setelah lama berteman dengan puing-puing kandang kerinduan, kami akhirnya pulang dengan membawah berbagai potretan terbaik untuk kami kenang.

Maggarai sungguh elok dipandang mata, dengan berbagai tempat wisata yang menarik dan wajib untuk dikunjungi. Terima kasih pada pencipta yang telah menurunkan wajah Manggarai dengan nuansa yang meyakinkan dan menjadikan objek untuk bertemu sapa anatar alam dengan manusia…Tabe    
Foto : potretan setelah pulang
    
                           


Komentar

  1. Mantap Pa guru👍
    Salam semangat untuk semua muda mudi Ngkor.

    BalasHapus
  2. Perjalanan yang melelahkan tapi meninggalkan bekas kerinduan akan kembali kesana

    BalasHapus

Posting Komentar