Foto: Suasana cari signal di Bari |
Pagi yang indah hari yang cerah dibalut pesona pantai Bari yang menawan, tesimpan rindu yang mendalam menyesak dalam dada, bergemuru riuh menyelinap dalam mimpi-mimpi malam berharap semesta mengindahkannya.
Bari itu, "menggemaskan" bukan? Cukup nyentrik untuk menggambarkan daerah pelosok yang Manggarai Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur itu.
Bari memang indah untuk dijadikan tempat wisata. Keluar dari zona nyaman, tiap orang diajak untuk berkawan dengan alam secara total. Bersahabat dengan burung-burung di angkasa raya, bercakap-cakap dengan ikan berbagai jenis yang lagi menari-nari didasar laut seolah sedang menjamu kedatangan para pengunjung atau juga sedang bertukar cerita bersaama penghuni lainnya.
Di balik istimewahnya Bari, ada hal lain yang patut juga kita nikmati sebagai suguhan terbaik. Hal itu tentu bukan soal ikan segar, makanan enak atau juga sanset yang tiap hari hadir memanjakan mata, melainkan "susah sinyal".
Susah sinyal untuk daerah pelosok cukup indah untuk dimaknai. Maklumlah tiap hari kita diajak untuk berjuang mencari jejak demi jejak dibalik suguhan telkomsel atau juga indosat yang katanya lama berkawan dengan pengguna gejet.
Demi dapatkan informasi dari keluarga, sahabat, pacar, gebetan atau juga informasi penting lainnya terkait administrasi publik, tiap orang harus mengibas keringat yang bercucuran untuk tiba ditempat yang sedikit ada jaringannya.
Bertahun-tahun lamanya, pelosok Bari terus saja berafiliasi dengan jaringan yang tak pernah menyapa, juga malam gelap tanpa lampu yang terang benderang seperti yang ada di tempat-tempat lainnya.
Bagian utara Mabar itu terus saja menunjukan keluhnya, merindukan perubahan pada dirinya untuk menjadi objek yang nyata hingga mampu menjadi kebanggaan bagi semua penghuni.
Bagi orang-orang yang baru berkunjung ke wilayah Macang Pacar secara khusus Bari, ia tentu akan dihadapkan pada kenyataan yang tak terelakan. Suguhan terbaik dari utara itu akan membuatnya sedikit galau, apalagi bagi mereka yang sedang jatuh cinta/kasmaran, juga yang sedang membutuhkan informasi terkait pekerjaan dan juga pendidikan.
Tentu mereka-mereka itu, akan terus bercumbu mesra dengan kesepian dan mungkin akan merasa tak karuan karena tak mampu memberi kabar atau juga memperoleh informasi-informasi penting. Hingga merekapun tiba pada pulang adalah kata terbaik sebagai sandaran terakhir dari segalah kegundaan.
Salam dari Bari
Komentar
Posting Komentar